asuhan kebidanan dengan presentasi bokong (presbo)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Letak sunggang terdiri dalam 3-4% dari
persalinan yang ada. Terjadinya letak sunggang berkurang dengan bertambahnya umur
kehamilan. Letak sungsang terjadi pada 25% dari persalinan terjadi sebelum umur
kehamilan 28 minggu, terjadi pada 7%
persalinan yang terjadi pada minggu ke 32 terjadi pada 1-3% persalinan yang
terjadi pada kehamilan aterm (Yatinem, 2009).
Kejadian presentasi bokong ditemukan
sekitar 3-4% dari seluruh persalinan tunggal. Presentasi bokong adalah suatu keadaan
pada letak janin memanjang dimana prsentasi bokong dengan atau tanpa kaki
merupakan bagian terendahnya.
Beberapa peneliti lain seperti greenhill melaporkan sebesar kejadian
persalinan presentasi bokong sebanyak 4-4,5%. Sedangkan di RSUP Dr. Mohammad
husen palembang sendiri pada taun 2003 sampai 2007 didapatkan persalinan
presentasi bokong 8,63%. Angka morfdibitas dan mortalitas perinatal pada
presentasi bokong masih cukup tinggi. Angka kematian neonatal dini berkisar
9-25%, lebih tinggi dibandingakan pada presentasi kepala yang hanya 2,6% atau
3-5 kali dibandingkan janin presentasi kepala cukup bulan.
Dengan meningkatknya morbiditas dan
mortalitas, baik pada ibu maupun bayi dengan kehamilan presentasi bokong, maka
diupayakan beberapa usaha untuk menghindari terjadinya persalinan dengan bayi
presentasi bokong, salah satu diantaranya adalah dengan knee-chest posotion.
Insidens presentasi bokong meningkat
pada kehamilan ganda 25 % pada gemeli janin pertama, dan 50 % pada janin kedua.
Kehamilan muda juga berhubungan dengan meningkatnya kasus ini, 35 % pada
kehamilan kurang dari 28 minggu, 25 % pada kehamilan 28 – 32 minggu, 20 % pada
kehamilan 32 – 34 minggu, 8 % pada kehamilan 34 – 35 minggu, dan 2 – 3 %
setelah kehamilan 36 minggu.
Adanya kehamilan presentasi bokong
sering dihubungkan dengan meningkatnya kejadian beberapa komplikasi sebagai
berikut : kesulitan yang meningkat dalam persalinan akan meningkatkan
morbiditas dan mortalitas perinatal, mengakibatkan persalinan prematur,
sehingga kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) meningkat, pertumbuhan janin
terhambat (PJT), tali pusat pusat menumbung, plasenta previa, anomali janin
(mioma uteri), kehamilan ganda, panggul sempit (contracted pelvis ), multiparitas, hidramnion atau oligohidramnion,
presentasi bokong sebelumnya.
B. Tujuan
1.
Mengetahui pengertian dari persalinan
sungsang
2.
Mengetahui klasifikasi persalinan
sungsang
3.
Mengetahui diagnosis persalinan
sungsang
4.
Mengetahui etiologi persalinan sungsang
5.
Mengetahui mekanisme persalinan
sungsang
6.
Mengetahui prognosis persalinan
sungsang
7.
Mengetahui penanganan persalinan
sungsang
C. Manfaat
- Diharapkan mahasiswa tahu lebih dalam tentang persalinan sungsang dan cara menolong persalinan dengan letak sungsang.
- Diharapkan tenaga kesehatan mampu mendeteksi secara dini adanya kelainan letak dalam kehamilan.
- Diharapkan tenaga kesehatan mampu menolong persalinan letak sungsang dengan tepat sesuai teknik yang digunakan agar AKI dan AKB dapat diturunkan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Letak sungsang merupakan keadaan dimana
janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di
bagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni
presentasi bokong, presentasi bokong kaki sempurna, presentasi bokong kaki
tidak sempurna dan presentasi kaki. pada presentasi bokong akibat ekstensi
kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya setinggi bahu
atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksan dalam hanya dapat diraba
bokong. Pada presentasi bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba
kedua kaki. pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki
disamping bokong sedangkan kaki yang lain terangkat keatas (Sarwono, 2007).
B. Klasifikasi
1.
Letak bokong
Pada presentasi bokong akibat ekstensi
kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat keatas sehingga ujungnya terdapat
setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya
dapat diraba bokong. Frekunsi 50-70 % (Sarwono, 2007).
2.
Letak sungsang sempurna
Yaitu letak bokong dimana kedua kaki
ada disamping bokong (letak bokong kaki sempurna atau lipat kejang),
frekunsinya 75%.
3.
Letak sungsang tidak sempurna
Presentasi bokong kaki tidak sempurna
dan presentasi kaki (inkomplit or
footling) (10-30%). Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya
terdapat satu kaki disamping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat keatas.
Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki. Selain
bokong bagian terendah juga kaki dan lutut, terdiri dari:
a.
Kedua kaki: letak kaki sempurna.
b.
Satu kaki : letak kaki tidak sempurna,
frekunsi 24%.
c.
Kedua lutut: letak lutut sempurna
d.
Satu lutut :letak lutut tidak sempurna,
frekuensi 1%
Posisi bokong ditentukan oleh 4 sakrum, ada 4 posisi
yaitu:
a) Sakrum kiri depan.
b) Sakrum kanan depan.
c) Sakrum kiri belakang
d) Sakrum kanan belakang.
C. Diagnosis
Diagnosis letak sungsang pada umumnya
tidak sulit. Pada pemeriksaan luar, dibagian bawah uterus tidak dapat diraba
bagian yang keras dan bulat, yakni kepala, dan kepala teraba difundus uteri.
Kadang – kadang bokong janin teraba bulat dan seolah – olah memberikan kesan
kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakan semudah kepala. Seringkali wanita
tersebut menyatakan bahwa kehamilanya terasa lain daripada kehamilan terdahulu,
karena terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak dibagian
bawah. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih
tinggi daripada umbilikus.
Apabila diagnosis letak sungsang dengan
pemeriksaan luar tidak dapat dibuat, karena misalnya dinding perut tebal,
uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakan
berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih ada keraguan, harus
dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi atau MRI ( Magnetik Resonance Imaging).
Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai
dengan adanya sacrum, kedua tuber ossis
iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan
tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang
letaknya tidak sejajar dengan jari – jari lain dan panjang jari kurang kurang
lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong janin
mengalami edema, sehingga kadang – kadang sulit untuk membedakan bokong dengan
muka. Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan antara bokong dengan muka karena
jari yang akan dimasukan kedalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari
yang dimasukan kedalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada
hambatan. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba
disamping bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya
teraba satu kaki disamping bokong.
D. Etiologi
Letak janin dalam uterus bergantung
pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai
kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga
memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat
menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan dua tungkai yang terlipat lebih
besar dari pada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih
luas di fundus uteri, sedangkan kepala diruang yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan cukup bulan,
janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.
Faktor – faktor lain yang memegang
peranan penting dalam terjadinya letak sungsang diantaranya adalah
multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa, dan panggul sempit. Kadang – kadang letak sungsang
disebabkan oleh kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus. Plasenta yang
terletak di daerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan letak sungsang,
karena plasenta mengurangi luas ruangan didaerah fundus.
E. Mekanisme Persalinan
Bokong masuk kedalam rongga panggul
dengan garis pangkal paha melintang atau miring. Setelah menyentuh dasar
panggul terjadi putaran paksi dalam, sehingga di pintu bawah panggul garis
panggul paha menempati diameter anteroposterior dan trokhanter depan berada
dibawah symphisis. Kemudian terjadi fleksi lateral pada badan janin, sehingga
trokhanter belakang melewati perineum dan lahirlah seluruh bokong diikuti oleh
kedua kaki. setelah bokong lahir terjadi putaran paksi luar dengan perut janin
berada di posterior yang memungkinkan bahu melewati pintu atas panggul dengan
garis terbesar bahu melintang atau miring. Terjadi putaran paksi dalam bahu,
sehingga bahu depan berada di bawah simfisis dan bahu belakang melewati
perineum. Pada saat tersebut kepala masuk kedalam rongga panggul dengan sutura
sagitalis melintang dan miring. Didalam rongga panggul terjadi putaran paksi
dalam kepala, sehingga muka memutar kearah posterior dan oksiput kearah
symphisis. Dengan sub oksiput sebagai hipomoklion, maka dagu, mulut, hidung,
dahi dan seluruh kepala lahir berturut- turut melewati perineum.
Ada perbedaan nyata antara kelahiran
janin dalam presentasi kepala dan kelahiran janin dalam letak sungsang. Pada
presentasi kepala yang lahir lebih dahulu ialah bagian janin yang terbesar,
sehingga bila kepala telah lahir, kelahiran badan tidak memberi kesulitan.
Sebaliknya pada letak sungsang, berturut – turut lahir bagian – bagian yang
makin lama makin besar, dimulai dengan lahirnya bokong, bahu dan kemudian
kepala. Dengan demikian meskipun bokong dan bahu telah lahir, hal tersebut
belum menjamin bahwa kelahiran kepala juga berlangsung dengan lancar.
F. Prognosis
Angka kematian bayi pada persalinan
letak sungsang lebih tiggi bila dibandingkan dengan letak kepala. Di Rumah
Sakit Karjadi Magelang, Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan dan Rumah Sakit
Hasan Sadikin Bandung didapatkan angka kematian perinatal masing – masing 38,5
%, 29,4 5, dan 16,8 %. Sebab kematian perinatal yang terpenting ialah
prematuritas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat
hipoksia atau perdarahan didalam tenggkorak. Sedangkan hipoksia terjadi akibat
terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala memasuki
rongga panggul serta akibat retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya
plasenta sebelum kepala lahir. Kelahiran kepala janin yang lebih lamadari 8
menit setelah umbilikus dilahirkan, akan membahayakan kehidupan janin. Selain
itu bila janin bernafas sebelum hidung dan mulut lahir dapat membahayakan
karena mukus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas. Bahaya asfiksia janin
juga terjadi akibat tali pusat yang menumbun, hal ini sering dijumpai pada presentasi
bokong kaki sempurna atau bokong kaki tidak sempurna, tetapi jarang dijumpai
pada presentasi bokong.
Perlakuan pada kepala janin terjadi
karena kepala harus melewati panggul dalam waktu yang lebih singkat daripada
persalinan presentasi kepala, sehingga tidak ada waktu bagi kepala untuk
menyesuaikan diri dengan besar dan bentuk panggul. Kompresi dan dekompresi
kepala terjadi dengan cepat, sehingga mudah menimbulkan luka pada kepala dan
perdarahan dalam tengkorak.
Bila didapatkan disporposi sefalo pelvic, meskipun ringan, persalinan dalam letak
sungsang sangat berbahaya. Adanya kesempitan panggul sudah harus diduga waktu
pemeriksaan antenatal, khususnya pada seorang primigravida dengan letak
sungsang. Untuk itu harus dilakukan pemeriksaan lebih teliti, termasuk
pemeriksaan panggul roentgenologik atau
MRI untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kesempitan.multiparitas dengan
riwayat obstetrik yang baik, tidak selalu menjamin persalinan dalam letak
sungsang akan berlangsung lancar, sebab janin yang besar dapat menyebabkan
disporposi meskipun ukuran panggul normal.
G. Penanganan
1.
Dalam kehamilan
Mengingat
bahaya – bahayanya, sebaiknya persalinan dalam letak sungsang harus dihindari.
Untuk itu bila pada waktu pemeriksaan antenatal dijumpai letak sungsang,
terutama pada primigravida, hendaknya diusahakan melakukan versi luar menjadi
presentasi kepala. Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan antara 34 dan
38 minggu. Pada umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan,
karena kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah
minggu ke 38 versi luar sulit untuk berhasil karena janin sudah besar dan
jumlah air ketuban relatif berkurang.
2.
Dalam persalinan
Menolong
persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekunan dan kesabaran
dibandingkan dengan pertolongan persalinan kepala. Selama terjadi kemajuan pada
persalinan dan tidak ada tanda-tanda bahaya yang mengancam kehidupan janin,
maka penolong tidak perlu melakukan tindakan yang bertujuan untuk mempercepat
kelahiran janin. Pertama-tama hendaknya ditentukan apakah tidak ada kelainan
lain yang merupakan indikasi untuk melakukan sectio caesaria, seperti misalnya
kesempitan panggul, plasenta prefia atau adanya tumor dalam rongga panggul.
Apabila tidak didapatkan kelainan dan persalinan diperkirakan dapat berlangsung
pervaginam, hendaknya dilakukan pengawasan kemajuan persalinan dengan seksama,
terutama kemajuan pembukaan servik dan penurunan bokong. Setelah bokong lahir,
tidak boleh melakukan tarikan pada bokong maupun mengadakan dorongan menurut
Kristeler, karena kedua tindakan tersebut dapat mengakibatkan kedua lengan
menjungkit keatas dan kepalaterdorong turun diantara lengan sehingga
menyulitkan kelahiran lengan dan bahu.
Pada
saat kepala masuk dalam rongga panggul tali pusat tertekan antara kepala janin
dan panggul ibu. Dengan demikian lahirnya bahu dan kepala tidak boleh memakan
waktu terlampau lama dan harus diusahakan supaya bayi sudah lahir seluruhnya
dalam waktu 8 menit setelah umbilikus lahir. Setelah umbilikus lahir, tali
pusat ditarik sedikit sehingga kendor untuk mencegah teregangnya tali pusat dan
tali pusat terjepit antara kawat dan panggul.
Untuk
melahirkan bahu dan kepala dapat dipilih beberapa tindakan. Pada prasat brach
bokong dan pangkal paha janin yang telah lahir dipegang dengan dua tangan,
kemudian dilakukan hiperlodosiskan tubuh janin kearah perut ibu, sehingga
lambat laun badan bagian atas, bahu, lengan dan kepala janin dapat dilahirkan.
Pada prasat brach ini penolong sama sekali tidak melakukan tarikan, dan hanya
membantu melakukan proses persalinan sesuai dengan mekanisme persalinan letak
sungsang. Tetapi perlu diingat bahwa dengan prasat brach tidak selalu bahu dan
kepala berhasil dilahirkan, sehingga untuk mempercepat kelahiran bahu dan
kepala dilakukan manual aid. Untuk
melahirkan lengan dan bahu dapat dilakukan prasat secara klasik, secara mueller
atau cara Loevset. Pengeluaran lengan dengan cara klasik dilakukan sebagai
berikut. Pada dasarnya, lengan kiri janin dilahirkan dengan tangan kiri
penolong, sedangkan lengan kanan janin dilahirkan dengan tangan kanan penolong,
kedua lengan dilahirkan sebagai lengan belakang. Bokong dan pangkal paha yang
telah lahir dipegang dengan dua tangan, badan ditarik kebawah sampai ujung
bawah skapula depan kelihatan dibawah simpisis. Kedua kaki janin dipegang
dengan tangan yang bertentangan dengan lengan yang akan dilahirkan, tubuh janin
ditarik ke atas, sehingga perut janin ke arah perut ibu, tangan penolong yang
satu dimasukan kedalam jalan lahir dengan menelusuri punggung janin menuju
kelengan belakang sampai Fossa cubitti. Dua jari tangan tersebut ditempatkan
sejajar dengan humerus dan lengan belakang janin dikeluarkan dengan bimbingan
jari-jari tersebut.
Untuk melahirkan lengan depan dada dan
punggung janin dipegang dengan kedua tangan, tubuh janin diputar untuk mengubah
lengan depan supaya berada dibelakang dengan arah putaran demikianrupa sehingga
punggung melewati simpisis, kemudian lengan yang sudah berada dibelakang
tersebut dilahirkan dengan cara yang sama. Cara klasik tersebut terutama
dilakukan apabila lengan depan menjungkit keatas atau berada dibelakang leher
janin. Karena memutar tubuh dapat membahayakan janin, maka bila lengan depan
letaknya normal, cara klasik dapat dilakukan tanpa memutar tubuh janin,
sehingga lengan kedua tetap dilahirkan sebagai lengan depan. Kedua kaki
dipegang dengan tangan yang bertentangan dengan lengan depan untuk menarik
tubuh janin kebawah sehinggga punggung janin mengarah kebokong ibu. Tangan yang
lain menulusuri punggung janin menuju kelengan depan sampai fosa cubiti dan
lengan depan dikeluarkan dengan dua jari yang sejajar dengan humerus. Lengan
dapat juga dikeluarkan dengan cara muler. Dengan kedua tangan pada bokong dan
pangkal paha, tubuh janin ditarik kebawah sampai bahu depan berada dibawah
simpisis, kemudian lengan depan dikelurkan dengan cara yang kurang lebih sama
dengan cara yang telah diuraikan didepan, sesudah itu baru lengan belakang
dilahirkan.
Untuk
melahirkan kedua bahu dapat pula
dilakukan dengan cara loevset. Dasar pemikiran cara loevset ialah: bahu
belakang janin selalu berada lebih rendah dari pada bahu depan karena
lengkungan jalan lahir, sehingga bila bahu belakang diputar kedepan dengan
sendirinya akan lahir di bawah simpisis. Setelah sumbu bahu janin terletak
dalam ukuran muka belakang, dengan kedua tangan pada bokong, tubuh janin
ditarik kebawah sampai ujung bawah skapula depan terlihat dibawah simpisis.
Kemudian tubuh janin diputar dengan cara memegang dada dan punggung oleh kedua tangan
sampai bahu belakang terdapat di depan dan tampak dibawah simpisis, dengan
demikian lengan depan dapat di keluarkan dengan mudah. Bahu yang lain yang
sekarang menjadi bahu belakang dilahirkan dengan memutar kembali tubuh janin
kearah yang berlawanan, sehingga bahu belakang menjadi bahu depan dan lengan
dapat dilahirkan dengan mudah.
Kepala janin dapat dilahirkan dengan cara
mauricau. Badan janin dengan perut kebawah diletakkan pada lengan kiri
penolong. Jari tengah dimasukan kedalam mulut janin sedangkan jari telunjuk dan
jari manis pada maksila, untuk mempertahankan supaya kepala janin tetap dalam
keadaan fleksi, tangan kanan memegang bahu janin dari belakang dengan jari
telunjuk dan jari tengah berada disebelah kiri dan kanan leher. Janin ditarik
kebawah dengan tangan kanan sampai suboksiput atau batas rambut dibawah
simpisis. Kemudian tubuh janin digerakan keatas, sedangkan tangan kiri tetap
mempertahankan. Kemudian tubuh janin digerakan keatas, sedangkan tangan kiri tetap
mempertahankan fleksi kepala. Sehingga muka lahir melewati perineum, disusul
oleh bagian kepala yang lain.
0 komentar:
Posting Komentar