Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan
A. Perubahan
Peran Selama Kehamilan
Seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologis dan
pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya
melalui tahapan sebagai berikut:
1.
Tahap Antisipasi
Dalam
tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran
sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan
informal melalui model peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi
dengan wanita hamil dan ibu muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk
mencapai penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.
2.
Tahap Honeymoon (menerima
peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada
tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara mencoba
menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai
penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap
bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari
pasangannya. Ia akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan
membuat suatu daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian ia daptasi
dan terapkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini
adalah seiring dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan
kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.
3.
Tahap Stabil (bagaimana
mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap
sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik stabil dalam
penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat
positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentang informasi
seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna
untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.
4.
Tahap Akhir (perjanjian)
Meskipun
ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap mengadakan
“perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin “menepati janji”
mengenai kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat berkaitan dengan
apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak.
B. Perubahan Psikologis Trimester I (Periode
Penyesuaian) :
1. Ibu
merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.
2. Kadang
muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadaang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3. Ibu
akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan
sekedar untuk meyakinkan dirinya.
4. Setiap
perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan
seksama.
5. Oleh
karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang
mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin
dirahasiakannya.
6. Hasrat
untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi kebanyakan
akan mengalami penurunan.
C. Perubahan Psikologis Trimester II (Periode kesehatan
yang baik)
1. Ibu
merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
2.
Ibu sudah dapaat menerima
kehamilan.
3.
Merasakan gerakan anak.
4.
Merasa terlepas dari
ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5.
Libido meningkat.
6.
Menuntut perhatian untuk
cinta.
7.
Merasa bahwa bayi sebagai
individu yang merupakan bagian dari dirinya.
8.
Hubungan seksual meningkat
dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu.
9.
Ketertarikan dan
aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran
baru.
D. Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan
penuh kewaspadaan)
1. Rasa
tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
2. Merasa
tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3. Takut
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
4. Khawatir
bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5. Merasa
sedih akan terpisah dari bayinya.
6. Merasa
kehilangan perhatian.
7. Perasaan
mudah terluka atau sensitif.
8. Libido
menurun.
MASALAH EMOSI SELAMA KEHAMILAN
Prinsip dasar
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang
komplek, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses
kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang
ditumbuhkan dari norma – norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu
sendiri, dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi
emosional ringan hingga ketingkat gangguan jiwa yang berat.
Dukungan psikologik dan perhatian akan
memberi dampak terhadap pola kegiatan sosial (keharmonisan,
penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati) pada wanita hamil dan dari
aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli), cara
penyelesaian persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan neonatal),
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang
terjadi.:
1.
Trimester 1 :
Sering
terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga perode ini mempunyai
resiko tinggi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak nyaman.
2.
Trimester II :
Fluktuasi
emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih terfokus pada
berbagai perubahan tubuh yang terjadi saat kehamilan, kehidupan seksual
keluarga dan hubungan bathiniah dengan bayi yang dikandungannya.
3.
Trimester III :
Berkaitan
dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan sehingga wanita hamil
sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang
akan dihadapi.
Akibat Emosi Yang Tidak Dapat Dikendalikan
1.
Aspek psikologik dan pengaruhnya
pola kehidupan keluarga dan tahapan trimester.
2.
Gangguan emosional dapat
mengganggu kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.
3.
Hambatan asuhan neonatal
pasca persalinan.
Gambaran Kondisi Psikologis pada Wanita Hamil
Selama kehamilan banyak wanita yang mengalami perasaan – perasaan :
- Marah
- Tertekan
- Bersalah
- Bingung
- Was – was
- Kesal
- Pilu
- Khawatir
Hal
ini biasanya ditandai dengan gejala – gejala :
- Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.
- Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.
- Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
- Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
- Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan.
- Senantiasa berfikiran negatif.
- Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
- Tiba-tiba takut atau gugup.
- Tidak bisa memusatkan perhatian.
- Lebih sering lupa.
- Rasa bingung dan bersalah.
- Makan amat sedikit atau amat banyak.
- Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
- Kehilangan kepercayaan dan harga diri.
Apabila kondisi - kondisi ini terjadi secara beruntun
sedikitnya selama 2 minggu maka akan menimbulkan kondisi psikologis yang
bermasalah yang sifatnya memerlukan adanya pengobatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikis pada masa
hamil :
- Sudah punya banyak anak
Banyak
anak sebagian orang merasakan sebagai beban finansial yang harus di tanggung,
belum lagi di tambah kerepotan - kerepotan lainnya, apalagi jika dalam keluarga
sudah ada anak dengan jumlah lebih dari
cukup.
- Khawatir berubah penampilan
Bagi
sebagian perempuan, penampilan merupakan nilai jual, perubahan bentuk wajah dan
tubuh akibat kehamilan dan persalinan dianggap akan mengurangi keindahan
penampilan.
- Kemampuan finansial dirasa tidak memadai.
Jika
si kecil lahir di saat kondisi keuangan keluarga tengah morat marit memang
merepotkan, kondisi ini merupakan hal yang sangat menganggu kondisi psikologis
seorang ibu hamil.
- Keluhan sulit tidur
Sulit
tidur di malam hari dapat membuat kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi
berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja dan cenderung
emosional. Keluhan tidur umumnya muncul saat usia kandungan memasuki trimester
ketiga dimana janin sudah tumbuh sedemikian besar sehingga terasa menyesakkan. Ditrimester
pertama, kadar hormon dalam tubuh ibu sedang mengalami perubahan drastis yang
sering memunculkan keluhan muntah – muntah, sehubungan dengan itu, keluhan
sulit tidur biasanya muncul karena sebab sebagai berikut
:
1) Stres
2) Perubahan
hormon
3) Dihantui
kecemasan
4) Gangguan
psikis
KOMPLIKASI EMOSIONAL
Masalah kesehatan jiwa dapat
mengakibatkan komplikasi selama periode kehamilan, kelahiran bayi, dan periode
pascapartum. Stres psikologis dan fisik yang terkait dengan kehamilan atau
kewajiban baru sebagai ibu dapat juga mengakibatkan krisis emosional
(affonso,1984). Gangguan emosional terutama mengakibatkan komplikasi kehamilan
adalah gangguan mood.
Cara Mengatasi Gangguan Psikologis
Kehamilan
Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi
psikologis saat ibu sedang mengandung:
- Informasi
Cari informasi seputar
kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk
hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat.
Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin
sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan
mengenai perubahan yang terjadi.
- Komunikasi dengan suami
Bicarakan perubahan yang
terjadi selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat
memaklumi perubahan yang terjadi. Apabila sudah dikomunikasikan, sang suami
akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.
- Rajin chek-up
Periksakan kehamilan secara
teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan.
Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.
- Makan Sehat
Pahami benar pengetahuan
mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah
mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang
mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak
dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang
kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan
kecerdasan otak janin.
- Jaga Penampilan
Perhatikanlah
penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan
kondisi badan yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan
fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar
persalinan.
- Kurangi Kegiatan
Lakukanlah
penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan,
ibu hamil dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan
terjadi setelah kelahiran sang bayi.
- Dengarkan Musik
Upayakan berbagai cara agar
terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan
mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau
relaksasi lainnya.
- Senam Hamil
Bergabunglah dengan
kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa
untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak
hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan,
melainkan juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya
diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif.
Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam
menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.
- Latihan Pernafasan
Lakukanlah latihan
relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk
ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.
Perubahan dan adaptasi
psikologis pada ibu hamil sebagai berikut :
Trimester I
- Terbuka atau diam-diam.
- Perasaan ambivalent terhadap kehamilannya.
- Berkembang perasaan khusus, mulai tertarik karena akan menjadi ibu.
- Antipati karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu yang tidak menginginkan kehamilan.
- Perasaan gembira.
- Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai ibu.
- Menerima atau menolak perubahan fisik.
Trimester II
- Mengalami perubahan fisik yang lebih nyata.
- Ibu merasakan adanya pergerakan janin karenanya ia menerima dan menganggap sebagai bagian dari dirinya.
- Dorongan seksual dapat meningkat atau menurun.
- Mencari perhatian suami.
- Berkonsentrasi pada kebutuhan diri dan bayinya.
- Perasaan lebih berkembang sehingga ibu mulai mempersiapkan perlengkapan bayinya.
- Perasaan cenderung lebih stabil.
Trimester III
- Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh karena perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body image.
- Merasa tidak feminim menyebabkan perasaan takut perhatian suami berpaling atau tidak menyenangi kondisinya.
- 6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya.
- Adanya perasaan tidak nyaman.
- Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap persalinan.
- Menyibukan diri dalam persiapan menghadapi persalinan.
Pembagian
perubahan psikologis pada trimester II
Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua
fase; prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan
ibu) dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan
oleh ibu), yang dapat dilihat pada penjelasan berikut :
A. Fase prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening
pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala
aspek di dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa
dan mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan
akan menjadi dasar bagaimana ia mengembangkan hubungan dengan anak yang akan
dilahirkannya. Ia akan menerima segala nilai dengan rasa hormat yang telah
diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang negatif, maka ia
akan menolaknya. Perasaan menolak terhadap sikap negatif ibunya akan
menyebabkan rasa bersalah pada dirinya. Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa
hal tersebut normal karena ia sedang mengembangkan identitas keibuannya. Proses
yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas
dari penerima kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang
(persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini memberikan pengertian yang jelas
bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih
sayang kepada anak yang akan dilahirkannya. Trimester kedua sering dikatakan
periode pancaran kesehatan. Ini disebabkan selama trimester ini wanita umumnya
merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan.
B. Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening,
identitas keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada
kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan
ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan,
terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus
diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala peran yang ia terima
sebelum kehamilannya. Pada wanita multigravida, peran baru artinya bagaimana ia
menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti ia harus
meninggalkan rumahnya untuk sementara pada proses persalinan. Pergerakan bayi
yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah individu yang
terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada
saat ini, jenis kelamin bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama
adalah kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku yang menganut sistem
patrilineal/matrilineal).
Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester
III
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan
dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir
bahwa bayinya akan lahir sewaktu - waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu
seringkali merasa khawatir atau takut kalau - kalau bayi yang akan
dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi
bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya
membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit
dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman
akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang
merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan
berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama
hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami,
keluarga dan bidan. Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu /
penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi.
Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan
dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan
juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk
kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga - duga tentang
jenis kelamin bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan mirip
siapa.
0 komentar:
Posting Komentar