asuhan kebidanan pada bayi baru lahir fisiologis



A.    BAYI BARU LAHIR
1.    Pengertian
Menurut Dorland (1998), neonatus adalah bayi yang baru saja dilahirkan, atau bayi baru lahir (BBL). Menurut Romali (2003), neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia empat minggu.
Bayi adalah anak yang belum lama lahir (Kamus Bahasa indonesia, 2002). Bayi adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat 2500 gram sampai 4000 gram (Pusdinakes, 2002).Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia satu bulan dengan berat badan 2500 gram sampai 4000 gram dengan lama usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu.

2.     Perawatan Bayi Setelah Lahir
a.      Penilaian Kesehatan Bayi
Menurut Saefudin (2006), penilaian kesehatan bayi meliputi :
1)     Menilai APGAR
Menilai apgar adalah cara praktis untuk menilai keadaan bayi baru lahir. Nilai apgar merupakan alat penyaring untuk menentukan pertolongan yang perlu segera dilakukan kepada bayi baru lahir. Nilai apgar ditentukan dengan menilai denyut jantung, pernafasan, ketegangan otot, warna kulit dan respon terhadap rangsangan (refleks) yang diberi nilai nol, satu, dua.





4
 
 
Tabel 2.1 APGAR SCORE
Tanda
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Warna
Biru atau pucat
Akrosianosis
Merah muda menyeluruh
Upaya pernafasan
Tidak ada
Lemah tidak teratur
Menangis teratur
Tonus otot
Lemah
Sedikit fleksi
Aktif bergerak
Frekuensi jantung
Tidak ada
Kurang dari 100
Lebih dari 100
Kepekaan reflek
Tidak ada
Bersih / menangis
Menangis kuat
Sumber : Walsh, (2007)
2)     Membebaskan Jalan Nafas
Bayi normal akan menangis spontan, segera setelah bayi lahir, maka bayi tidak perlu dilakukan pengisapan lendir, cukup diusap dan dibersihkan jalan nafasnya.
3)     Memotong Dan Merawat Tali Pusat
Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan. Tali pusat dipotong lima cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril dan dibungkus dengan kasa steril.
4)     Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Ketika bayi lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibersihkan dan dibungkus hangat.
5)     Menyusui Segera Mungkin
Untuk melakukan bounding attachment dan kontak diri dengan ibu.


6)     Pemberiann Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan otak dengan dosis vitamin K pada bayi baru lahir, lakukan hal-hal berikut :
a)     Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu di berikan vitamin K per-oralsatu mg sehari selama tiga hari.
b)     Bayi resiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0.5 sampaisatu mg Intra Muscular (IM).
7)     Pemberian Obat Tetes Mata (Salep Mata)
Obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklinsatu % dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (Penyakit Menular Seksual atau PMS). Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan. Obat mata yang dipakai biasanya adalah larutan Perak Nitrat atau neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.
8)     Identifikasi Bayi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu persalinan maka sebuah alat pengenal yang efektif harus di berikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatkannya sampai pulang.
b.     Pemantauan Bayi Baru Lahir (BBL)
Untuk mengetahui aktifitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan, BBL yang memerlukan perhatian keluarga dan pertolongan persalinan serta tindak lanjut tenaga kesehatan. Dua jam pertama sesudah lahir, hal-hal yang dimulai :
1)     Kemampuan menghisap kuat atau lemah
2)     Bayi tampak aktif/lunglai
3)     Bayi kemerahan/biru
Menurut Prawirohardjo (2002), hal-hal yang perlu di pantau pada bayi baru lahir selama satu sampai 24 jam meliputi :


1)     Tanda-Tanda Vital
Pada pernafasan normal, perut dan dada bergerak hampir bersamaan tanpa adanya retraksi tanpaterdengar suara pada waktu inspirasi maupun ekspirasi gerak pernafasan 30 sampai 50 kali per-menit, nadi dapat dipantau disemua titik nadi perifer, tekanan darah dipantau hanya bila ada indikasi. Suhu badan bayi diukur melalui dubur atau ketiak, bayi baru lahir sering kehilangan panas melalui evaporasi dan radiasi, maka untuk menjaga suhu tubuh bayi diletakkan diruangan dengan suhu kamar 38 º C sampai 30º C.
2)     Antopometri
Meliputi pengukuran berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, dan dicatat dalam rekam medik.
3)     Hygiene dan kulit
Bayi dimandikan setelah enam jam untuk mencegah hipotermi, untuk hygiene bayi serta untuk kebersihan kulit.
4)     Pakaian
Pakaian yang dikenakan bayi merupakan penghantar yang baik untuk menjaga suhu tubuh bayi, maka pakaian yang dikenakan bayi harus bersih dan kering.
5)     Tali pusat
Pemantauan tali pusat dilakukan untuk mengobservasi adanya infeksi untuk menghindari infeksi tali pusat menyebabkan sepsis, meningitis dan lain-lain, maka pada tempat pemotongan diangkal tali pusat serta 2,5 cm disekitar pusat diberikan obat antiseptik, unyuk selanjutnya tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih dan kering
6)     Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Tujuanya adalah untuk mengetahui aktivitas normal atau tidak serta mengidentifikasi masalah kesehatan pada bayi baru lahir yang memerlukan perhatian serta tindak lanjut.

Beberapa pemeriksaan bayi baru lahir meliputi :
a)     Pemeriksaan Fisik Head To Toe, Meliputi :
Pemeriksaan
Hasil
Kepala
Simetris atau tidak adanya masa di belakang atas akan menyebabkan kepala tampak lebih panjang.
Muka
Simetris atau tidak, bayi tampak ekspresi.
Mata
Diperhatikan adanya tanda-tanda perdarahan bercak merah, yang akan menghilang setelah enam minggu, mata yang menonjol, katarak dan lain-lain.
Telinga
Ada kelainan pada bentuk telinga atau tidak.
Mulut
Saturasi tidak terdapat pada bayi normal, bila terdapat sekret yang berlebihan, ada kemungkinan kelainan bawaan. Melihat adanya labio skisis, labio gronotopatoskisis, cooth buas.
Leher, dada, dan abdomen
Melihat adanya cedera akibat persalinan adanya hematomasernokleidomastidens, dukus tiroglosus, higromakoli, retraksidinding dada, pernafasan cuping hidung, bunyi paru-paru (sonor, vesikuler, bronkial, dan lain-lain).
Punggung
Melihat adanya benjolan (tumor atau tulang punggung dengan lekukan yang tidak sempurna atau spina bifida).
Ekstremitas
Perlu diperhatikan bentuk, gerakannya teratur,piesis, polidakli, sindaktili dan lain-lain.
Kulit dan kuku
Kulit dalam keadaan normal, berwarna kemerahan,dan ada yang mengelupas ringan, waspada timbulnya eutis marmorata.
Tabel 2.2. pemeriksaan fisik head to toe. Pemeriksaan Neurologis
Menurut Saefudin (2006), pemeriksaan neurologis meliputi :
(1)  Reflex Rooting (Mencari Puting Susu)
Cara mengukurnyadengan cara melihat apakah bayi aktif mencari putting susu ibu ketika diberi rangsang disekitar mulutnya.
(2)  Reflex Sucking (Menghisap)
Cara mengukurnyadengan cara melihat apakah ketika bayi menghisap dengan baik atau tidak.
(3)  Reflek Swallowing (Menelan)
Cara mengukurnyadengan cara melihat apakah ketika bayi menelan dengan baik atau tidak.
(4)  Reflex Walking (Melangkah)
            Cara mengukurnyadengan cara melihat apakah bayi kakinya aktif bergerak-gerak menendang-nendang atau tidak.
(5)  Reflex Babinski (Menggenggam)
Cara mengukurnya dengan cara merangsang telapak tangan, lalu melihat dan merasakan apakah bayi menggenggam atau tidak.
(6)  Reflex Moro (Terkejut)
Cara mengukurnya dengan cara memberi sentuhan atau rangsangan halus kemudian melihat bayi apakah terkejut atau tidak.


(7)    Reflek Grasping (Menggenggam)
Cara mengukurnyadengan cara melihat apakah ketika bayi disentuh tangannya bayi terkejut menggenggam atau tidak.
(8) Pemeriksaan Eliminasi
Tinja dan kemih diharapkan keluar dalam 24 jam pertama, waspada jika tiba-tiba terjadi perut yang membesar tanpa keluarnya tinja, disertai muntah dan mungkin dengan kulit kebiruan.
c.      Masalah Pada Bayi Baru Lahir
Menurut Prawirohardjo (2006), masalah yang terjadi pada bayi baru lahir :
1)     Asfiksia
2)     Gangguan pernafasan
3)     Hipotermiatau hipertermi
4)     Bayi berat lahir rendah
5)     Dehidrasi
6)     Iklerus
7)     Infeksi atau sepsis
8)     Tetanus neonatorum
9)     Kejang, cedera lahir
10) Gangguan saluran cerna/perut buncit
3. Periode-Periode Yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir
MenurutWalsh, (2007) periode-periode pada bayi baru lahir meliputi :
a.      Perode Transisi
Periode transisi adalah waktu ketika bayi menjadi stabil dan menyesuaikan diri dengan kemandirian ekstruteri. Periode ini pertama kali dijelaskan oleh Desmondetnal aktifitas periode transisi ini mencerminkan kombinasi respon simpatik terhadap stress kelahiran (takipnea, takikardi) dan respon parasimpatik.
Pengkajian
Nilai normal
Tonus
Sebagian besar fleksi
Reflex mengisap
Utuh
Prilaku
Terjaga dan tidur bergantian
Bising usus
Ada setiap 30 menit
Nadi
120 sampai 160 denyut per-menit ketika tidur atau menangis dari 100 hingga 180 denyut per-menit
Pernafasan
30 sampai 60 kali per-menit pernafasan diagram disertai gerakan dinding abdomen
Suhu
Aksila : 36,5 sampai 37°c
Kulit : 36-36,5°c
Dextrostix
Lebih dari 45 mg %
Hemtrokit 
Kurang dari 65 hingga 70 %
Varney,(2007)
b.     Periode Reaktivitas Awal
Periode reaktifitas pertama dimulai pada saat bayi baru lahir dan berlangsung selama 30 menit. Pada saat tersebut jantung bayi baru lahir berdenyut cepat dan denyut tali pusat terlihat. Warna bayi baru lahir memperlihatkan sianosis sementara atau akrosianosis.
Pernafasan cepat berada ditepi teratas rentang normal, dan terdapat rales serta ronki.Rales harusnya hilang dalam 20 menit. Bayi mungkin memperlihatkan nafas cuping hidung disertai pernafasan mendengur dan retraksi dinding dada. Adanya mucus ini encer, jernih dan mungkin memiliki gelembung-gelembung kecil.
c.      Periode Tidur Yang Tidak Berespon
Tahap kedua transisi berlangsung dari sekitar 30 menit setelah kelahiran bayi sampai dua jam. Frekuensi jantung bayi baru lahir menurun selama periode ini hingga kurang dari 140 kali per-menit. Bunyiyang dapat terdengar ini semata-mata merupakan indikasi bahwa duktus arteriosus tidak sepenuhnya tertutup dan tidak dipertimbangan sebagai temuan abnormal. Frekuensi pernafasan bayi menjadi lebih lambat dan tenang. Bayi berada dalam tahap tidur nyenyak. Bising usus ada, tetapi kemudian berkurang apabila pemeriksaan-pemeriksaan mayor atau untuk dimandikan selama periode ini. Tidur nyenyak yang pertama memungkinkan bayi baru lahir pulih dari tuntunan kelahiran dan transisi segera kekehidupan ekstrauteri.
d.     Periode Reaktivitas Kedua
Selama periode reaktifitas kedua (tahap ketiga transisi) dari usia dua jam sampai enam jam, frekuensi jantung bayi labil dan perubahan warna terjadi dengan cepat, yang dikaitkan dengan stimulasi lingkungan. Frekuensi pernafasan bervariasi dan tergantung aktivitas. Frekuensi nafas harus tetap dibawah 60 kali per menit dan seharusnya tidak lagi ada rales atau ronki. Bayi baru lahir mungkin tertarik untuk makan dan harus didorong untuk menyusui.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar