10 Jenis Terapi Autisme
10 jenis terapi yang
benar-benar diakui oleh para professional dan memang bagus untuk autisme.
Namun, jangan lupa bahwa Gangguan Spectrum Autisme adalah suatu gangguan proses
perkembangan, sehingga terapi jenis apapun yang dilakukan akan memerlukan waktu
yang lama. Kecuali itu, terapi harus dilakukan secara terpadu dan setiap anak
membutuhkan jenis terapi yang berbeda.
1) Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA
adalah jenis terapi yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan
didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah
memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement
(hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi
inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.
2) Terapi Wicara
Hampir semua anak
dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal
inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau
kemampuan bicaranya sangat kurang. Kadang-kadang
bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya
untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi wicara
dan berbahasa akan sangat menolong.
3) Terapi Okupasi
Hampir semua anak
autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus.
Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan
cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan
kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting
untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.
4) Terapi Fisik
Autisme adalah suatu
gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai
gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya.
Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat.
Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris
akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki
keseimbangan tubuhnya.
5) Terapi Sosial
Kekurangan yang paling
mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi .
Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2
arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terqapis sosial
membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan
teman-teman sebaya dan mengajari cara2nya.
6) Terapi Bermain
Meskipun terdengarnya
aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain.
Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan
interaksi social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini
dengan teknik-teknik tertentu.
7) Terapi Perilaku.
Anak autistik
seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka
merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif
terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk.
Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku
negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan
lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya,
8) Terapi Perkembangan
Floortime, Son-rise dan
RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi
perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat
perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan
Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti
ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.
9) Terapi Visual
Individu autistik lebih
mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang
kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui
gambar-gambar, misalnya dengan metode …………. Dan PECS ( Picture Exchange
Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk
mengembangkan ketrampilan komunikasi.
10) Terapi Biomedik
Terapi biomedik
dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat Autism
Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih
melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh
adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh
karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin,
feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak
menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan
bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari
dalam tubuh sendiri (biomedis).
0 komentar:
Posting Komentar