ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER KOLON
DEFINISI
Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi
pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu)
Kanker colon
adalah suatu kanker yang yang berada di colon.
Kanker colon
adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru (
ACS 1998 )
Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena
penyakit ini sering tidak diketahui . Di negara maju, kanker ini menduduki
peringkat ke tiga yang paling sering terjadi, dan menjadi penyebab kematian
yang utama di dunia barat. Untuk menemukannya diperlukan suatu tindakan yang
disebut sebagai kolonoskopi, sedangkan untuk terapinya adalah melalui
pembedahan diikuti kemoterapi.
PATOFISIOLOGI
Perubahan Patologi
Tumor terjadi ditempat yang berada dalam colon
mengikuti kira-kira pada bagian ( Sthrock 1991 a ) :
- 26 % pada caecum dan ascending colon
- 10 % pada transfersum colon
- 15 % pada desending colon
- 20 % pada sigmoid colon
- 30 % pada rectum
Gambar dibawah ini menggambarkan terjadinya kanker
pada sigmoid dan colon kanan dan mengurangi timbulnya penyakit pada rektum
dalam waktu 30 tahun ( Sthrock ).
Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus
polip. Biasanya tumor ini tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul
secara berlahan dan tampak membahayakan.Penyakit ini menyebar dalam beberapa
metode.Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di
perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.Kemudian tumor mulai melekat pada
organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar atau
menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung
masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui
limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak
menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke
paru-paru. Tempat metastase yang lain termasuk :
- Kelenjar Adrenalin
- Ginjal
- Kulit
- Tulang
- Otak
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar
melalui limpa dan sistem sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian
peritonial sebelum pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika
tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial.
Gejala
Mula-mula gejalanya tidak jelas,
seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum keganasan) dan kelelahan yang
tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu barulah muncul
gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran yang
bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya
makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala
tersebut terbagi tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala
penyebaran (metastasis).
Gejala lokalnya adalah :
- Perubahan kebiasaan buang air
- Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare)
- Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektal
- Perubahan wujud fisik kotoran/feses
- Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat buang air besar
- Feses bercampur lendir
- Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya perdarahan di saluran pencernaan bagian atas
- Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor
- Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita
- Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya
Gejala umumnya adalah :
- Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan)
- Hilangnya nafsu makan
- Anemia, pasien tampak pucat
- Sering merasa lelah
- Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang
Gejala penyebarannya adalah :
- Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :
- Penderita tampak kuning
- Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
- Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter
- Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.
Tingkatan /
Staging / Stadium Kanker Kolon
Terdapat beberapa macam klasifikasi staging pada
kanker kolon, ada klasifikasi TNM, klasifikasi Dukes, namun yang akan saya
jabarkan klasifikasinya adalah sebagai berikut (mirip dengan klasifikasi Dukes)
:
- Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon
- Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon
- Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa
- Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain
ETIOLOGI
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet
dan pengurangan waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang
meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh
Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute, dan organisasi kanker
lainnya.
Makanan-makanan yang pasti di jurigai mengandung
zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar ( Tabel 56-1 ). Makanan
tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar
menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan
dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan
timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga
dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat
murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu
peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung
sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh
Day Adventists ).
Makanan yang harus dihindari :
-
Daging merah
-
Lemak hewan
-
Makanan berlemak
-
Daging dan ikan goreng atau panggang
-
Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)
FAKTOR
RESIKO
Siapa saja yang bisa terkena kanker kolon ini ?
Berikut adalah faktor-faktor yang meningkatkan resiko seseorang terkena kanker
kolon :
- Usia. Resiko meningkat dengan bertambahnya usia. Kebanyakan kasus terjadi pada usia 60 – 70 an, dan jarang di bawah usia 50 kecuali dalam sejarah keluarga ada yang terkena kanker kolon ini.
- Adanya polip pada kolon, khususnya polip jenis adenomatosa. Dengan dihilangkannya polip pada saat ditemukan turut mengurangi resiko terjadinya kanker kolon di kemudian hari.
- Riwayat kanker. Seseorang yang pernah terdiagnosis mengidap atau pernah dirawat untuk kanker kolon beresiko untuk mengidap kanker kolon di kemudian hari. Wanita yang pernah mengidap kanker ovarium (indung telur), kanker uterus, dan kanker payudara memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena kanker kolorektal.
- Faktor keturunan :
- Sejarah adanya kanker kolon khususnya pada keluarga dekat.
- Penyakit FAP (Familial Adenomatous Polyposis) – Polip adenomatosa familial (terjadi dalam keluarga); memiliki resiko 100% untuk terjadi kanker kolorektal sebelum usia 40 tahun, bila tidak diobati.
- Penyakit lain dalam keluarga, seperti HNPCC (Hereditary Non Polyposis Colorectal Cancer) – penyakit kanker kolorektal non polip yang menurun dalam keluarga, atau sindroma Lynch
- Penyakit kolitis (radang kolon) ulseratif yang tidak diobati.
- Kebiasaan merokok. Perokok memiliki resiko jauh lebih besar untuk terkena kanker kolorektal dibandingkan bukan perokok.
- Kebiasaan makan. Pernah di teliti bahwa kebiasaan makan banyak daging dan sedikit buah, sayuran, serta ikan turut meningkatkan resiko terjadinya kanker kolorektal.
- Sedikit beraktivitas. Orang yang beraktivitas fisik lebih banyak memiliki resiko lebih rendah untuk terbentuk kanker kolorektal.
- Inveksi Virus. Virus tertentu seperti HPV (Human Papilloma Virus) turut andil dalam terjadinya kanker kolorektal.
PENGKAJIAN
1.Sejarah
Sejarah Ca pada klien diperoleh perawat berdasarkan
usia dan jenis kelamin,sejarah diet dan keadaan dari letak geografi diet.
Sebagian besar resiko yang menjadi pertanyaan perawat :
- Sejarah dari keluarga terhadap Ca Colon
- Radang usus besar
- Penyakit Crohn’s
- Familial poliposis
- Adenoma
Perawat bertanya tentang perubahan kebiasaan pada usus
besar seperti diare dengan atau tanpa darah pada feces klien mungkin merasa
perutnya terasa penuh ,nyeri atau berat badan turun tetapi biasanya hal
tersebut terlambat ditemukan .
2. Pemeriksaan fisik.
Tanda-tanda Ca Colon tergantung pada letak
tumor.Tanda-tanda yang biasanya terjadi adalah :
-
Perdarahan pada rektal
-
Anemia
-
Perubahan feces
Kemungkinan darah ditunjukan sangat kecil atau lebih
hidup seperti mahoni atau bright-red stooks.Darah kotor biasanya tidak
ditemukan tumor pada sebelah kanan kolon tetapi biasanya (tetapi bisa tidak
banyak) tumor disebelah kiri kolon dan rektum.
Hal pertama yang ditunjukkan oleh Ca Colon adalah :
- teraba massa
- pembuntuan kolon sebagian atau seluruhnya
- perforasi pada karakteristik kolon dengan distensi abdominal dan nyeri
Ini ditemukan pada indikasi penyakit Cachexia.
3. Pemeriksaan psikososial.
Orang-orang sering terlambat untuk mencoba perawatan
kesehatan karena khawatir dengan diagnosa kanker. Kanker biasanya
berhubungan dengan kematian dan kesakitan. Banyak orang tidak sadar dengan
kemajuan pengobatan dan peningkatan angka kelangsungan hidup. Deteksi dini
adalah cara untuk mengontrol Ca Colon dan keterlambatan dalam mencoba perawatan
kesehatan dapat mengurangi kesempatan untuk bertahan hidup dan menguatkan
kekhawatiran klien dan keluarga klien.
Orang-oarang yang hidup dalam gaya hidup sehat dan
mengikuti oedoman kesehatan mungkin merasa takut bila melihat pengobatan
klinik, klien ini mungkin merasa kehilangan kontrol, tidak berdaya dan shock.
Proses diagnosa secara umum meluas dan dapat menyebabkan kebosanan dan
menumbuhkan kegelisahan pada pasien dan keluarga pasien. Perawat membolehkan
klien untuk bertanya dan mengungkapkan perasaanya selama proses ini.
4. Pemeriksaan laboratorium
Nilai hemaglobin dan Hematocrit biasanya turun dengan
indikasi anemia. Hasil tes Gualac positif untuk accult blood pada feces
memperkuat perdarahan pada GI Tract. Pasien harus menghindari daging, makanan
yang mengandung peroksidase (Tanaman lobak dan Gula bit) aspirin dan vitamin C
untuk 48 jam sebelum diberikan feces spesimen. Perawat dapat menilai apakah
klien pada menggumakan obat Non steroidal anti peradangan (ibu profen)
Kortikosteroid atau salicylates. Kemudian perawat dapat konsul ke tim medis
tentang gambaran pengobatan lain.
Makanan-makanan dan obat-obatan tersebut menyebabkan
perdarahan. Bila sebenarnya tidak ada perdarahan dan petunjuk untuk kesalahan
hasil yang positif.
Dua contoh sampel feses yang terpisah dites selama 3
hari berturut-turut, hasil yang negatif sama sekali tidak menyampingkan
kemungkinan terhadap Ca Colon. Carsinoma embrionik antigen (CEA) mungkin
dihubungkan dengan Ca Colon, bagaimanapun ini juga tidak spesifik dengan
penyakit dan mungkin berhubungan dengan jinak atau ganasnya penyakit. CEA
sering menggunakan monitor untuk pengobatan yang efektif dan mengidentifikasi
kekambuhan penyakit.
5. Pemeriksaan radiografi
Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat
memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin
menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan
ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan
tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah sigmoidoscopy dan
colonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya
massa dan luas dari penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat
menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.
.
6. Pemeriksaan Diagnosa lainnya.
Tim medis biasanya melakukan sigmoidoscopy dan
colonoscopy untuk mengidentifikasi tumor. Biopsi massa dapat juga dilakukan
dalam prosedur tersebut.
ANALISIS
1. Diagnosa keperawatan utama
Pasien dengan tipe Ca Colon mempunyai diagnosa
keperawatan seperti dibawah ini:
- Resiko tinggi terhadap luka s.d efek dari tumor dan kemungkinan metastase.
- Ketidakefektifan koping individu s.d gangguan konsep diri.
2. Diagnosa keperawatan tambahan
- Nyeri s.d obstruksi tumor pada usus besar dengan kemungkinan menekan organ yang lainnya.
- Gangguan pemeliharaan kesehatan s.d kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, program diagnosa dan rencana pengobatan.
- Ketidakefektifan koping keluarga : Kompromi s.d gangguan pada peran, perubahan gaya hidup dan ketakutan pasien terhadap kematian.
- Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh s.d program diagnosa.
- Ketakutan proses penyakit
- Ketidakberdayaan s.d penyakit yang mengancam kehidupan dan pengobatannya.
- Gangguan pola sexual s.d gangguan konsep diri.
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
RESIKO TINGGI TERHADAP LUKA
Perencanaan : Tujuan Klien. Tujuan untuk klien adalah
:
- Pengalaman pengobatan atau memperpanjang kelangsungan hidup.
- Pengalaman untuk meningkatkan kualitas hidup.
- Tidak ada pengalaman tentang komplikasi kanker termasuk metastase.
Intervensi :
Pembedahan biasanya pengobatan untuk tumor di kolon
atau rektal.Tetapi radiasi dan kemoterapi mungkin juga digunakan untuk membantu
pembedahan, untuk mengontrol dan mencegah kekambuhan kanker.
Pelaksanaan tanpa pembedahan.
Tim medis dapat menilai kanker tiap pasien untuk
menentukan rencana pengobatan yang baik dengan mempertimbangkan usia,
komplikasi penyakit dan kualitas.
Terapi radiasi
Persiapan penggunaan radiasi dapat diberikan pada
pasien yang menderita Ca kolorektal yang besar, walaupun ini tidak dilaksanakan
secara rutin. Terapi ini dapat menyebabkan kesempatan yang lebih banyak dari
tumor tertentu, yang mana terjadi fasilitas reseksi tumor selama pembedahan.
Radiasi dapat digunakan post operatif sampai batas
penyebaran metastase. Sebagai ukuran nyeri, terapi radiasi menurunkan nyeri,
perdarahan, obstruksi usus besar atau metastase ke paru-paru dalam perkembangan
penyakit.
Perawat menerangkan prosedur terapi radiasi pada klien
dan keluarga dan memperlihatkan efek samping (contohnya diare dan kelelahan).
Perawat melaksanakan tindakan untuk menurunkan efek samping dari terapi .
Kemoterapi
Obat non sitotoksik memajukan pengobatan terhadap Ca
kolorektal kecuali batas tumor pada anal kanal. Bagaimanapun juga 5
fluorouracil (5-FU,Adrucil) dan levamisole (ergamisol) telah direkomendasikan
terhadap standar terapi untuk stadium khusus pada penyakit (contoh
stadium III) untuk mempertahankan hidup. Kemoterapi juga digunakan sesudah
pembedahan untuk mengontrol gejala-gejala metastase dan mengurangi penyebaran
metastase. Kemoterapi intrahepatik arterial sering digunakan 5 FU yang
digunakan pada klien dengan metastasis liver.
Manajemen pembedahan
Reseksi kolon dengan atau tanpa kolostomi dan reseksi
perineal abdomen adalah prosedur umum pembedahan terhadap Ca kolorektal.
Reseksi kolon
Tipe khusus terhadap reseksi dan keputusan untuk
membuat kolostomi sementara atau permanen tergantung pada :
-
Lokasi dan ukuran tumor
-
Tingkat komplikasi (contoh obstruksi atau perforasi)
-
Kondisi klien
Reseksi kolon melibatkan pemotongan pada bagian kolon
dengan tumor dan meninggalkan batas area dengan bersih.
Perawatan Pre operatif
Perawat membantu klien untuk menyiapkan reseksi kolon
dengan mempertegas keterangan dari dokter terhadap prosedur rencana pembedahan.
Klien menanyakan kepastian tentang kemungkinan perubahan yang terjadi pada
anatomi dan fisiologi setelah pembedahan sebelum evaluasi pembedahan tumor dan
kolon, dokter mungkin tidak dapat menentukan apakah kolostomo diperlukan
sementara atau permanen. Jika ini sebuah penyakit dokter memberikan pertolongan
pada klien tentang kemungkinan kolostomi. Ketika dokter memastikan kolostomi
akan diperlukan, klien bertanya tentang kolostomi sebelum pembedahan. Jika
kolostomi pasti direncanakan, perawat mengkonsulkan terapi enterostomal untuk
menasehati penempatan ostomi yang optimal dan mengintruksikan kepada klien
tentang fungsi umum ostomi dan rasionalnya. Terapi enterostomal adalah perawat
yang recatat mempunyai latihan spesialisasi yang lengkap dan disahkan dalam
perwatan ostomi.
Tidak berfungsinya alat sexual adalah suatu masalah
yang potensial untuk laki-laki dan wanita yang mengalami Ca bedah
rektal.Pembicaraan dokter ini tentang resiko terhadap klien,dan yang mendukung
klien dalam usaha ini.Perawat mempersiapkan klien untuk bedah abdomen dengan
anestesi umum.
Jika usus tidak obstruktif atau perforasi,rencananya
adalah bedah elektif. Klien menerima dengan sungguh-sungguh pembersihan dari
usus, atau “persiapan pembersihan usus”, untuk meminimalkan pertumbuhan bakteri
dan mencegah terjadinya komplikasi, untuk persiapan pembersihan usus klien
mengintruksikan untuk menentukan diet mereka untuk membersikan cairan cairan
1-2 hari sebelum pembedahan. Pembersihan mekanik akan sempurna dengan pencuci
perut dan pemasukan cairan ke dalam poros usus atau dengan melavement seluruh
isi perut. Untuk melavement seluruh isi perut, kuantitas besar makanan klien
pada sodium sulfat dan poliyethilene glycol solution. Solusi yang melebihi
kapasitas absobsi pada usus kecil dan colon bersih dari feces. Untuk mengurangi
bahaya infeksi, para ilmuwan memberikan antibiotik oral atau intravena untuk di
berikan pada hari sebelum pembedahan
Prosedur Operatif
Ahli bedah membuat insisi dalam perut dan memeriksa
rongga abdomen untuk menentukan letak reseksi dari tumor tersebut. Bagian dari
colon dengan tumor adalah menghilangkan dan terkhir membuka dua pada usus yang
di irigasi sebelum hubungannya dengan colon. Jika hubungan ini tidak dapat dijalankan
karena lokasi pada tumor atau kondisi pada usus.(Contoh inflamasi) ,kolostomi
meningkat. Ahli bedah membuat colostomi dengan membuat pembukaan dalam lubang.
Pada kolon ( Lubang kolostomi) atau dengan membagi kolon dan terakir membawa
keluar satu (Akhir terminal kolostomi ), sisa setoma adalah sisa lubang
menjahit luka untuk kulit pada abdomen. Kolostomi mungkin dapat meningkat pada
kolon ascending,transversum,descending atau kolon sikmoit.
Prosedur Hartman sering kali di lakukan ketika
kolostomi sementara yang menghendaki untuk istirahat dan beberapa bagian usus.
Kolon proksimal di gunakan untuk membuat kolostomi. Ahli bedah menjahit ujung
distal dari kolon dan tempat dalam rongga abdomen atau eksterior pada mucus
fitula.
Perawatan post operatif
Klien yang mempunyai kerusakan kolon tanpa menerima
perawatan kolostomi sejenis, untuk klien yang menderita sedikit bedah abdomen.
Pasien yang mempunyai kolostomi dapat kembali dari
pembedahan dengan sebuah sistem kantung ostomi pada tempatnya. Bila tidak ada
sistem kantung pada tempatnya, Perawat meletakkan pembalut petrolatum tipis
pada seluruh setoma untuk menjaganya untuk tetap lembab. Kemudian, stoma
ditutup dengan pembalut steril yang kering. Perpaduan dengan terapi
enterostomal (ET), perawat meletakkan sistem kantung sesegera mungkin. Sistem
kantung kolostomi membuat lebih nyaman dan pengumpulan feces lebih bisa di
terima dari pada dengan pembalutan.
Perawat mengobserfasi untuk :
-
Nekrosis jaringan
-
Perdarahan yang tidak biasa
-
Warna pucat, yang mengindikasikan kurang sirkulasi
Stoma yang sehat berwarna merah muda-kemerahan-dan
lembab. Sejumlah kecil perdarahan pada stoma adalah biasa tetapi perdarahan
lain dilaporkan pada dokter bedah. Perawat juga secara berfrekuensi memeriksa
sistem katung untuk mengetahui kondisinya tetap baik dan tanda-tand kebocoran.
Colostomi harus mulai berfungsi 2 – 4 hari setelah
operasi. Ketika colostomi mulai berfungsi , kantung perlu dikosongkan secara
berfrekuensi untuk menghilangkan gas yang terkumpul. Kantung harus di kosongkan
bila sudah 1/3 –1/2 nya sudah penuh feces. Feces berbentuk cair sesudah
operasi, tetapi menjadi lebih padat, tergantung pada di mana stoma diletakkan
pada kolon. Sebagai contoh feces dari kolostomi dalam kolon bagaian atas yang
naik adalah cair, feces di kolostomi dalam kolon melintang berbentuk pasta
(mirip dengan feces seperti biasanya yang dikeluarkan dari rektum).
Aspek penting yang lain dari kolostomi adalah
perawatan kulit. Barier pelindung di letakkan pada kulit sebelum kantung di
pasang. Perawat mengamati kulit di sekitar stoma, untuk kulit kemerahan atau
kerusakan kulit dan memberitahukan pada dkter atau ahli terapi atau fisik bila
terjadi iritasi kulit.
Pemindahan Abdominal – Perineal
Bila ada tumor rektal, struktur pendukung rektum dan
rektal dapat perlu di pindahkan. Pemindahan abdominal perineal biasanya
membutuhkan kolostomi yang permanen untuk evaluasi. Bagaimanapun dengan
improfisasi pada teknik pembedahan, banyak pasien dapat menjalani pemindahan
kolon dengan spincter rektal dibiarkan utuh. Dengan demikian kebutuhan
kolostomi dapat di hindari.
Perawatan pra operasi
Perawatan pra operasi untuk pasien yang menjalani
pemindahan A/P sama dengan yang diberikan pada pasien yang menjalani pemindahan
kolon (lihat bagian awal).
Prosedur Operasi
Dokter bedah membuka kolon sigmoit, kolon rekto
sigmoid, rektum dan anus melalui kombinasi irisan pada abdominal dan perineal.
Di buat akiran yang permanen dari kolostomi sigmoid.
Perawatan pasca operasi
Perawatan pasca operasi setelah pemindahan A/P adalah
sama dengan perawatan yang diberikan setelah pemindahan kolon dengan pembuatan
kolostomi sigmoid. Perawat bekerja sama dengan dokter ET untuk menyediakan
perawatan kolostomi dan pasien serta pendidikan untuk keluarga.
Ada 3 metode dalam pembedahan untuk menutup luka :
- Luka dibiarkan terbuka, kasa diletakkan pada luka, dibiarkan pada tempatnya selama 2-5 hari. Bila ahli bedah melakukan pendekatan ini, irigasi luka dan kasa absorben digunakam sampai tahap penyembuhan.
- Luka dapat sebagian saja ditutup karena penggunaan jahitan luka atau bedah penrose yang diletakkan untuk pengeringan cairan yang terkumpul didalam luka.
- Luka dapat ditutup seluruhnya , kateter diletakkan melalui luka sayatan sepanjang sisi luka perineal dan dibiarkan selama 4-6 hari. Satu kateter digunakan untuk irigasi luka dengan salin isotoni yang steril dan kateter yang lain dihubungkan pada pengisapan yang bawah.
Pengeringan dari luka parineal dan rongga perut adalah
penting karena kemungkinan infeksi dan pembentukan abses. Pengeringan copius
serosa nguineous dari luka perineal adalah diharapkan penyembuhan luka perineal
dapat memerlukan 6-8 bulan. Luka dapat menjadi sumber rasa tidak nyaman pada
irisan abdominal dan ostomi. Dan perlu perawatan yang lebih baik dan intensif.
Pasien dapat dihantui rasa sakit pada rektal karena inerfasi simpatik untuk
kontrol rektal tidak diganggu. Sakit dan rasa gatal kadang-kadang bisa terjadi
srtelah penyembuhan. Tidak ada penjelasan secara fisiologis untuk rasa ini.
Intervensi dapat termasuk pengobatan anti puritis seperti bezocain dan sitz
baths. Perawat :
- Menjelaskan fisiologi dari sensasi perineal pada pasien
- Secara berkelanjutan menilai tanda infeksi, nanah atau komplikasi lainnya.
- Metode pelaksanaan menbentuk pengeringan luka dan kenyamanan
PENANGGULANGAN SECARA INDIVIDUAL
YANG TAK EFEKTIF
Rencana: Tujuan pasien
Tujuannya adalah bahwa pasien akan mengidentifikasi,
mengembangkan dan menggunakan metode penanggulangan yang efektif dalam
persetujuan dengan meluhat perubahan dan takut kehilangan pengalaman.
INTERVENSI
Pasien dan keluarganya dihadapkan dengan isu atau
rumor penyakit kanker kemungkinan kehilangan fungsi tubuh dan perubahan fungsi
tubuh.
Perawat mengamati dan mengidentifikasi :
- Metode baru penanggulangan pasien dan keluarganya
- Sumber dukungan atau semangat yang efektif digunakan pada saat setelah krsisis
PERENCANAAN PERAWATAN
* Persiapan perawatan rumah
Perawat menilai semua pasien mempunyai kemampuan
melakukan perawatan insisi dan aktifitas hidup sehari-hari (ADL) dalam batas-batas
tertentu.
Untuk pasien yang menjalani kolostomi, perawat
menimbang situasi rumah untuk membantu pasien dalam pengaturan perawatan. Jadi
ostomi akan berfungsi secara tepat, pasien dan keluarga harus menjaga
persediaan ostomi di daerah (kamar mandi lebih disukai) dimana temperatur tidak
panas juga tidak dungin (rintangan kulit dapat menjadi keras atau meleleh dalam
temperataur ekstrim).
Tidah ada perubahan yang di butuhkan dalam akomodasi
tidur. Beberapa pasien pindah ke ruangan tersendiri atau ke tempat tidur
kembar. Ini dapat menuntun jarak fisik dan emosionil dari suami atau istri dan
yang penting lainnya. Penutup karet pada awalnya dapat di tempatkan di atas
kasur tempat tidur jika pasien merasa gelisah tentang sistem kantung.
* Pengajaran kesehatan
Pasien yang menjalani reseksi kolon tanpa kolostomi
menerima instruksi untuk kebutuhan spesifik di berokan sama pada pasien yang
menjalani bedah abdomen. Di samping informasi ini, perawat mengajar semua
pasien dengan reseksi kolon untuk melihat dan manifestasi laporan klinik untuk
opstruksi usus dan perforasi.
Rehabilitasi sesudah bedah ostomi mengharuskan pasien
dan keluarga belajar prinsip perawatan kolostomi dan kemampuan psikomotor untuk
memudahkan perawatan ini. Memberikan informasi adalah penting, tetapi perawat
juga harus memberikan kesempatan yang cukup kepada pasien untuk belajar
kemampuan psikomotor yang terlibat dalam perawatan ostomi sebelum pelaksanaan.
Waktu latihan yang cukup direncanakan untuk pasien dan keluarga atau yang
penting lainnya. Sehingga mereka dapat mengurus, memasang dan menggunakan semua
perawatan ostomi. Perawat mengajar pasien dan keluarga :
-
Tentang stoma
-
Pengunaan, perawatan dan pelaksanaan sistem kantung
-
Pelindung kulit
-
Kontrol diet atau makanan
-
Kontrol gas dan bau
-
Potensial masalah dan solusi
- Tips
bagaimana melanjutkan aktifitas normal, termasuk bekerja, perjalanan dan
hubungan seksual.
Pasien dengan kolostomi sigmoit mungkin beruntung dari
irigasi kolostomi untuk mengantur eliminasi. Perawat mendiskusikan teknik ini
dengan pasien dan keluarga untuk menentukan itu dikerjakan dan dirasakan
berharga. Jika metode ini di pilih, perawat mengajar pasien dan keluaraga
bagaimana melakukan irigasi kolostomi. Berbagai macam alat ajar dapat di
gunakan. Instruksi tertulis menolong sebab clien dapat mengambil contoh ini
sebagai acuan untuk waktu yang akan datang. Reposisin sangat diperlukan dalam
mengajarkan pada pasien tentang kemampuan ini. Kegelisahan, ketakutan, rasa
tidak nyaman dan semua bentuk tekanan mengubah pasien dan kemampuan keluarga
pasien untuk belajar dan mengumpulkan informasi.
Dalam rangka menginstruksikan pada pasien tentang
manifestasi klinis dari gangguan penyumbatan dengan dibuatnya lubang. Perawat
juga menyarankan pada pasien dengan kolostomi untuk melaporkan adanya demam
ataupun adanya serangan sakit yang timbul mendadak atau pun rasa berdenyut/
bergelombang pada sekitar stoma.
Persiapan Psikososial
Diagnosa kanker dapat menghentikan emosional klien dan
keluarga atau orang penting lainnya, tetapi pengobatan di sambut sebab itu
memberikan harapan dalam mengontrol penyakit. Perawat memeriksa reaksi sakit
pasien dan persepsi dari interfensi yang di rencanakan.
Reaksi pasien terhadap pembedahan ostomi,yang mana
mungkin termasuk pengrusakan dan melibatkan :
-
Perasaan sakit hati terhadap yang lain
-
Perasaan kotor, dengan penurunan nilai rasa
-
Takut sebagai penolakan
Perawat
mengijinkan pasien untuk mengungkapkan dengan kata-kata perasaannya. Dengan
mengajarkan pasien bagaimana fisiknya mengatur ostomi, perawat membantu pasien
dalam memperbaiki harga diri dan meningkatkan body image, yang mana memiliki
peranan penting dalam hubungan yang kokoh dengan yang lain. Pemasukan keluarga
dan orang lain yang penting dalam proses rehabilitasi, juga menolong
mempertahankan persahabatan dan meningkatkan harga diri pasien
0 komentar:
Posting Komentar