askep Halusinasi
A.
PENGERTIAN
Halusinasi adalah ketidakmampuan klien menilai dan
merespon pada realita. Klien tidak dapat membedakan rangsang internal dan
eksternal (Dalami dkk, 2009).
Halusinasi adalah persepsi yang salah atau palsu tetapi
tidak ada rangsang yang menimbulkannya atau tidak ada objek (Sunardi, 2005).
Halusinasi adalah suatu keadaan individu
menginterpretasikan stressor yang tidak ada stimulus dari lingkungan (Depkes
RI, 2000).
B.
JENIS
Jenis
Halusinasi
|
Prosentase
|
Karakteristik
|
Pendengaran (auditorik)
|
|
Mendengar
suara-suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk
kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang
klien bahkan sampai ke percakapan lengkap antara 2 orang atau lebih tentang
orang yang mengalami halusinasi.
|
Penglihatan (Visual)
|
|
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar
geometris, gambar kartun, bayangan yang rumit atau kompleks, bayangan bisa
menyenangkan atau menakutkan seperti melihat monster
|
(Penghidu (olfactory/ auditorik)
|
|
Membaui
bau-bauan tertenru seperti bau darah, urine atau feces. Umumnya bau-bauan
yang tidak menyenangkan.
|
Pengecapan (gustatory)
|
|
Merasa
mengecap rasa seperti rasa darah, urine atau feces.
|
Perabaan (tactile)
|
|
Mengalami
nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas, Rasa tersetrum listrik
yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
|
Cenesthetic
|
|
Merasakan
fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makanan
atau pembentukan urine.
|
Kinesthetic
|
|
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak
|
C.
TANDA DAN GEJALA
a.
Data Subyektif
-
mengatakan mendengar suara bisikan/
melihat bayangan
-
menyatakan kesal, menyatakan senang
dengan suara-suara
b.
Data Obyektif
-
bicara sendiri, tertawa sendiri, marah
tanpa sebab
-
menyediri, melamun
D.
PENYEBAB
a.
Faktor Predisposisi
1)
Faktor perkembangan
Tugas perkembangan klien yang
tergangu misalnya : rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan klien
tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih
rentan terhadap stress.
2)
Faktor sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak
diterima lingkungannya sejak bayi (unwanted child) akan merasa disingkirkan,
kesepian dan tidak percaya pada lingkungannya.
3)
Faktor biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap ganguan
jiwa. Adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka dialam tubuh akan
dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti
buffenon dan dimetytranferasi (DMP),
akibat stress berkepanjangan menyebabkan teraktivasinya neurotransmitter otak.
Misalnya: terjadi ke tidak seimbangan acetylcholine dan dopamine.
4)
Faktor psikologis
tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidak mampuan klien
dalam mengambil keputusan yang tepat demi massa depannya. Klien lebih memilih kesenangan
sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
5)
Faktor genetik dan pola asuh
Penilitian
menunjukan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua skizofrenia cenderung
mengalami skizofrenia. Hasil studi menunjukan bahwa faktor keluarga menunjukkan
hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.(Yosep, 2009)
b.
Faktor presipitasi
1)
Prilaku
Respon klien terhadap halusinasi
dapat berupa curiga, ketakutan perasaan tidak aman, galisah dan bingung,
perilaku merusak diri, kurang perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta
tidak dapat membedakan keadaan nyata dan tidak nyata (Yosep, 2009)
E.
AKIBAT
Pasien
menyendiri dan berpotensi untuk melakukan tindakan kekerasan.
F.
POHON MASALAH
RPK ( Efek )
Halusinasi ( Core Problem )
Isolasi Sosial ( Causa )
G.
DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA
Gangguan sensori
persepsi: Halusinasi
DAFTAR
PUSTAKA
Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo.
Keliat, Budi Ana. 1999. Proses Keperawatan
Kesehatan Jiwa, Edisi I.
Jakarta: EGC.
Keliat, Budi Ana. 1999. Gangguan
Konsep Diri, Edisi I.
Jakarta : EGC.
Stuart GW, Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th
ed.). St.Louis Mosby Year Book.
Tim
Direktorat Keswa. 2000. Standar
Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1.
Bandung, RSJP Bandung.
0 komentar:
Posting Komentar