ASKEP IBU HAMIL DENGAN DIABETES MELLITUS (DM)
A. Pengertian
Adalah
penyakit kronik yang komplek yang dikarakterisasikan dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, protein, lemak, hiperglikemi dan perkembangan dari
mikrovaskuler (kental kapiler), arterisklerosis, makrivaskuler komplikasi dan
neuropatik ( gangguan struktus dan fungsi ginjal).
B.
Etiologi
Penyakit
gula dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi atau absennya
insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi. Berkurangnya
glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan, penyakit
ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita
yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya diabetes akan mempengaruhi
kehamilan dan persalinan.
Factor Predisposisi :
1.
Umur sudah mulai tua
2.
Multiparitas
3.
Penderita gemuk
4.
Kelainan anak lebih besar dari 4000 g
5.
Bersifat keturunan
6.
Pada pemeriksaan terdapat gula dalam
urine
7.
Riwayat kehamilan : Sering meninggal
dalam rahim, Sering mengalami lahir mati, Sering mengalami keguguran
8.
Glokusuria
C.
Patofisiologi
Patogenesis
Diabetes Melitus menurut Mansjoer (2000), Yaitu :
1.
Pada penyakit DM 1 didapat kerusakan
(dekstruksi) sel beta pankreas
penggunaan glukosa sebagai dengan akibat menurunnya
produksi insulin tubuh menggunakan
lemak dan protein sebagai sumber energi terganggu ketosis dan ketoasidosis energi. Metabolisme
tidak sempurna.
2.
Fungsi insulin menurun. Pada
penyakit DM 11 didapat retensi insulin
Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa
oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi ini sepenuhnya sehingga
terjadi defisiensi relatif insulin.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme
endokrindan karbohidrat sehingga terjadi inadekuatnya pembentukan dan
penggunaan insulin yang berfungsi memudahkan glukosa berpindah ke dalam sel-sel
jaringan. Tanpa insulin yang adekuat, glukosa tidak dapat memasuki sel-sel
untuk digunakan sebagai sumber energi dan tetap berada dalam daerah sehingga
kadar glukosa darah meningkat di atas batas normal yang menyebabkan air
tertarik dari sel-sel ke dalam jaringan/darah sehingga terjadi dehidrasi
seluler. Tingginya kadar glukosa darah menyebabkan ginjal harus
mengsekresikannya melalui urine dan bekerja keras sehingga ginjal tidak dapat
menanggulanginya sebab peningkatan laju filter glonurulus dan penurunan
kemampuan tubulus renalif profesional/renalis untuk mereabsorbsi glukosa. Hal
ini meningkatkan tekanan osmotik dan mencegah reabsorbsi air oleh tubulus
ginjal yang menyebabkan dehidrasi ekstreaoseluler. Karena glukosa dan energi
dikeluarkan dari tubuh bersama urine, tubuh mulai menggunakan lemak dan protein
untuk sumber energi yang dalam prosesnya menghasilkan keton dalam darah.
Pemecahan lemak dan protein juga menyebabkan lelah, lemah, gelisah yang
dilanjutkan dengan penurunan berat badan mendadak ditambah terbentuknya keton
akan cepat berkembang keadaan koma dan kematian.
D.
Klasifikasi Diabetes Melitus
1.
Type I ( IDDM ) : DM yang berganyung
pada insulin
2.
Type II ( NIDDM ) : Orang tidak
bergantung pada insulin, tetapi dapat diobati dengan insulin, muncul > 50
tahun.
3.
Diabetes Laten : Subklinis atau diabetes
hamil, uji toleransi gula tidak normal. Pengobatan tidak memerlukan insulin
cukup dengan diit saja.
E.
Epidemitologi
Gangguan
Dm terjadi 2 % dari semua wanita hamil, kejadian meningkat sejalan dengan umur
kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan orang dengan gangguan toleransi
glokusa , 25% kemungkinan akan berkembang menjadi DM.
F.
Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap
Kehamilan
a.
Kehamilan dapat menyebabkan status pre
diabetik menjadi manifes ( diabetik )
b.
DM akan menjadi lebih berat karena
kehamilan
2.
Pengaruh penyakit gula terhadap
kehamilan di antaranya adalah :
a.
Abortus dan partus prematurus
b.
Hidronion
c.
Pre-eklamasi
d.
Kesalahan letak jantung
e.
Insufisiensi plasenta
3.
Pengaruh penyakit terhadap persalinan
a.
Gangguan kontraksi otot rahim partus
lama / terlantar.
b.
Janin besar sehingga harus dilakukan
tindakan operasi.
c.
Gangguan pembuluh darah plasenta
sehingga terjadi asfiksia sampai dengan lahir mati
d.
Perdarahan post partum karena gangguan
kontraksi otot rahim.
e.
Post partum mudah terjadi infeksi.
f.
Bayi mengalami hypoglicemi post partum
sehingga dapat menimbulkan kematian
4.
Pengaruh DM terhadap kala nifas
a.
Mudah terjadi infeksi post partum
b.
Kesembuhan luka terlambat dan cenderung
infeksi mudah menyebar
5.
Pengaruh DM terhadap bayi
a.
Abortus, prematur, > usia kandungan
36 minggu
b.
Janin besar ( makrosomia )
c.
Dapat terjadi cacat bawaan, potensial
penyakit saraf dan jiwa.
G.
Pencegahan
1.
Primer : untuk mengurangi obesitas dan
BB.
2.
Sekunder : deteksi dini, kontrol
penyakit hipertensi, anto rokok, perawatan.
3.
Tersier :
a.
Pendidikan tentang perawatan kaki, cegah
ulserasi, gangren dan amputasi.
b.
Pemeriksaan optalmologist
c.
Albuminuria monitor penyakit ginjal
d.
Kontrol hipertensi, status metabolic dan
diet rendah protein
e.
Pendidikan pasien tentang penggunaan
medikasi untuk mengontrol medikasi
H.
Terapi
1.
Dialysis : peritoneal, hemodialisa
2.
Total Nutrisi Parenteral
3.
Tube feeding Hyperosmolar
4.
Pembedahan
5.
Obat : Glukokortikoid, diuretic,
dipenilhidonsion, Agmen Beta Adrenergik Bloking, Agen Immunosupresive,
diazoxida.
I.
Asuhan Keperwatan
1.
Diagnosa
Keperawatan
a.
Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan :
Diuresis osmotik ( dari hiperglikemia ) kehilangan gastrik berlebihan : diare, muntah, masukan dibatasi : mual, kacau mental.
Diuresis osmotik ( dari hiperglikemia ) kehilangan gastrik berlebihan : diare, muntah, masukan dibatasi : mual, kacau mental.
Kemungkinan dibuktikan dengan :
peningkatan haluaran urine, urine encer, kelemahan, haus, penurunan berat BB
tiba-tiba, membran mokusa kering, turgor kering, hipotensi, takikardi,
pelambatan pengisin kapiler.
Kriteria hasil :
mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan dengan tanda vital stabil, nadi
ferifer dapat diraba, turgor kulit baik, haluaran urine tepat secara individu,
dan kadar elektrolit dalam batas normal.
b.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan :
1)
Ketidakcukupan insulin ( penurunan
ambilan dan penggunaan glokusa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan
metabolisme protein / lamak.
2)
Penurunan masukan oral, anoreksia, mula,
lambung penuh, nyeri abdomen, perubahan kesadaran.
3)
Status hipermetabolisme. Pelepasan
hormon stress misal ; epenipren, kortisol, dan hormon GH.
Kemungkinan dibuktikan oleh :
a)
Melaporkan kemasukan makanan tak
adekuat, kurang nafsu makan. Penurunan BB ; kelemahan, kelelahan, tonus otot
buruk, diare.
Kriteria Hasil :
a)
Mencerna jumlah kalori / nutrisi yang
tepat
b)
Menunjukkan tingkat energi biasanya
c)
Mendemonstrasikan berat badanstabil atau
penambahan ke arah rentang biasanya / yang diinginkan dengan nilai laboratrium
yang normal.
c.
Kelelahan berhubungan dengan :
1)
Penurunan produksi energi metabolic
2)
Perubahan kimia darah ; insufisiensi
insulin
3)
Peningkatan kebutuhan energi : status
hipermatabolik
Kemungkinan dibuktikan dengan :
a)
Kurang energi yang berlebihan,
ketidakmampuan mempertahankan rutinitas biasanya, penurunan kinerja, kecenderungan
untuk kecelakaan.
Kriteria hasil
a)
Mengungkapkan peningkatan energy
b)
Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk
berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan.
Studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Obstetrics and
Gynecology tersebut merupakan hasil penelitian terhadap data kesehatan
dari 13.000 kasus kelahiran cacat di 10 negara bagian Amerika dalam
kurun waktu 1997-2003. Sebagai pembanding adalah 5.000 data kelahiran
sehat yang dipilih secara acak. Hasilnya, sebanyak 93 persen kelahiran cacat memang tidak terkait
diabetes. Namun, sekitar 2 persen bayi yang terlahir dengan satu
kecacatan ternyata berasal dari wanita yang menyandang diabetes sejak
sebelum hamil. Demikian halnya dengan 5 persen bayi yang lahir dengan
lebih dari satu kecacatan. Sementara pada kelahiran sehat, persentase
hamil dengan diabetes jauh lebih rendah.
Dalam studi tersebut, peneliti menganalisis lebih dari 40 tipe
kecacatan pada bayi baru lahir, seperti kelainan bentuk jantung, tulang
belakang, ginjal, hingga masalah pencernaan.
“Diabetes tidak pernah pandang bulu, termasuk dalam kaitannya dengan
kelahiran cacat,” kata kepala tim peneliti, Dr Adolfo Correa.
Saat ini, kasus kelahiran cacat dialami sekitar 1 dari 33 kelahiran
di Amerika, dengan angka kematian sekitar 20 persen. Sayangnya,
penyebabnya secara jelas belum diketahui. Namun, faktor risiko seperti
obesitas, konsumsi alkohol, merokok, dan infeksi disinyalir menjadi
pemicunya.
Salah satu komplikasi yang terjadi pada bayi yang dilahirkan adalah
mempunyai bobot diatas 4kg, seperti yang terjadi pada kasus bayi yang
dilahirkan di Sumatera beberapa waktu yang lalu memiiki bobot 8,7kg,
juga dilahirkan oleh seorang ibu yang diprediksi sebegai penyandang
diabetes.
0 komentar:
Posting Komentar