scabies atau kudis
Scabies merupakan penyakit kulit menular
yang disebabkan oleh seekor tungau (kutu/mite) yang bernama Sarcoptes
scabei, filum Arthopoda , kelas Arachnida, ordo Ackarina,
superfamili Sarcoptes. Pada manusia oleh S. scabiei var homonis,
pada babi oleh S. scabiei var suis, pada kambing oleh S. scabiei var
caprae, pada biri-biri oleh S. scabiei var ovis.
scabies hidup didalam jaringan kulit penderita, hidup membuat
terowongan yang bentuknya memanjang dimalam hari. Itu sebabnya rasa gatal makin
menjadi-jadi dimalam hari, sehingga membuat orang sulit tidur. Dibandingkan
penyakit kulit gatal lainnya, scabies merupakan penyakit kulit dengan rasa
gatal yang lebih dibandingkan dengan penyakit kulit lain.
Sinonim dari penyakit ini adalah kudis, the
itch, gudig, budukan, dan gatal agogo. Akibatnya, penyakit ini
menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema yang disebabkan oleh garukan. Kutu
betina dan jantan berbeda. Kutu betina panjangnya 0,3 sampai 0,4 milimeter
dengan empat pasang kaki, dua pasang di depan dengan ujung alat penghisap dan
sisanya di belakang berupa alat tajam. Sedangkan, untuk kutu jantan, memiliki ukuran
setengah dari betinanya. Dia akan mati setelah kawin. Bila kutu itu membuat
terowongan dalam kulit, tak pernah membuat jalur yang bercabang.
Di dalam terowongan ini, kutu bersarang dan
mengeluarkan telurnya. Dalam waktu tujuh sampai 14 hari, telur menetas dan
membentuk larva yang dapat berubah menjadi nimfa, selanjutnya terbentuk parasit
dewasa. Hal yang paling disukai kutu betina adalah bagian kulit yang tipis dan
lembab, yaitu daerah sekitar sela jari longlegs dan tangan, siku, pergelangan
tangan, bahu, dan daerah kemaluan. Pada bayi yang memiliki kulit serba tipis,
telapak tangan, kaki, muka, dan kulit kepala sering diserang kutu tersebut.
Faktor penunjang penyakit ini antara lain social
ekonomi rendah, hygiene buruk, sering berganti pasangan seksual, kesalahan
diagnosis, dan perkembangan demografis serta ekologik. Penularan penyakit
skabies inidapat terjadi scara langsung maupun tidak langsung, karenanya tak
heran jika penyakit gudik (skabies) dapat dijumpai di sebuah keluarga, di kelas
sekolah, di asrama, di pesantren.
B. Etiologi
Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman Sercoptes
scabei varian hominis. Sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopoda, kelas
Arachnida, ordo Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes
scabiei var hominis. Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya
pada kambing dan babi. Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk
oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient,
berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar antara
330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni
200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2pasang
longlegs di depan sebagai alat alat untuk melekat dan 2pasang longlegs kedua
pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan
longlegs ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat
perekat. Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan)
yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat
hidup dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah
dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3
milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai
mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup
sebulan lamanya. Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan
menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan,
tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang
mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus
hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12
hari. Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3-4 hari, kemudian larva
meninggalkan terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut. Selanjutnya larva
berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit dewasa. Tungau betina akan mati
setelah meninggalkan telur, sedangkan tungau jantan mati setelah kopulasi.
Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih kurang
7-14 hari.Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, contohnya
lipatan kulit pada orang dewasa. Pada bayi, karena seluruh kulitnya masih
tipis, maka seluruh badan dapat terserang penyakit skabies ini.
C. Pengklasifikasian
Skabies
Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang
jarang ditemukan dan sulit dikenal, sehingga dapat menimbulkan kesalahan
diagnosis. Beberapa bentuk tersebut antara lain (Sungkar, S, 1995):
1.
Skabies pada orang
bersih (scabies of cultivated). Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul
dan terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.
2.
Skabies incognito.
Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga
gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih
bisa terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang
tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip penyakit lain.
3.
Skabies nodular. Pada
bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus biasanya
terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal dan
aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau
scabies. Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan.
Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun
telah diberi pengobatan anti scabies dan kortikosteroid.
4.
6.
Skabies pada bayi dan
anak. Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh
kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi
sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada
bayi, lesi di muka. (Harahap. M, 2000).
7.
Skabies terbaring
ditempat tidur (bed ridden). Penderita penyakit kronis dan orang tua yang
terpaksa harus tinggal ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya
terbatas. (Harahap. M, 2000).
D. Manifestasi Klinis
Diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal berikut
:
1.
Pruritus noktuma (gatal
pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lembab dan
panas.
2.
Umumnya ditemukan
pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seliruh anggota keluarga.
3.
Adanya terowongan (kunikulus)
pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk
garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1cm, pada uung menjadi pimorfi
(pustu, ekskoriosi). Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum komeum
tpis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian
luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae dan lipat glutea, umbilicus,
bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang
bagian telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan ulit. Pada
remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.
4.
Menemukan tungau
merupakan hal yang paling diagnostk. Dapat ditemikan satu atau lebih stadium
hidup tungau ini.
Pada pasien yang selalu menjaga hygiene, lesi
yang timbul hanya sedikit sehingga diagnosis kadang kala sulit ditegakkan. Jia
penyakit berlangsung lama, dapat timbul likenifikasi, impetigo, dan
furunkulsis.
E. Patofisiologi Skabies
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari
tungau scabies, akan tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan
karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,
menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan
leh sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu
kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai
dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel, dan urtika. Dengan garukan dapat
timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan
gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.
Tungau
scabies penderita sendiri dan digaruk
Kontak kulit kuat
Bersalaman bergandengan
Timbul lesi
Pergelangan tangan
Gatal
Sensitivitas terhadap secret
Waktu 1 bulan setelah infestasi
Timbul papul,vesikel,urtika timbul erosi,eks koriosi, krusta
Digaruk infeksi skunder
Kelainan kulit dermatitis menyebar luas
Kontak kulit kuat
Bersalaman bergandengan
Timbul lesi
Pergelangan tangan
Gatal
Sensitivitas terhadap secret
Waktu 1 bulan setelah infestasi
Timbul papul,vesikel,urtika timbul erosi,eks koriosi, krusta
Digaruk infeksi skunder
Kelainan kulit dermatitis menyebar luas
F. Pemeriksaan Penunjang
Cara menemukan tungau :
1.
Carilah mula-mula
terowongan, kemudian pada ujung dapat terlihat papul atau vesiel. Congkel
dengan jarum dan letakkan diatas kaca obyek, lalu tutup dengan aca penutup dan
lhat dengan mikroskop cahaya.
2.
Dengan cara menyikat
dengan siat dan ditampung diatas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca
pembesar.
3.
Dengan membuat bipsi
irisan, caranya ; jepit lesidengan 2 jari kemudian buat irisa tipis dengan
pisau dan periksa dengan miroskop cahaya.
4.
Dengan biopsy eksisional
dan diperiska dengan pewarnaan HE.
G. Penatalaksanaan
Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap
semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau
kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.
Jenis obat topical :
1.
Belerang endap (sulfur
presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Pada bayi dan orang dewasa
sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan efektif. Kekurangannya
adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak efektif terhadap
stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan dapat menimbulkan iritasi.
2.
Emulsi benzyl-benzoat
20-25% efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 kali.
Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal
setelah dipakai.
3.
Gama benzena heksa
klorida (gameksan) 1% daam bentuk krim atau losio, termasuk obat pilihan arena
efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi.
Obat ini tidak dianurkan pada anak dibawah umur 6 tahun dan wanta hamil karena
toksi terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cup sekali dalam 8 jam. Jika
masihada gejala, diulangi seminggu kemudian.
4.
Krokamiton 10% dalamkrim
atau losio mempunyaidua efek sebagai antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan
dari mata, mulut, dan uretra. Krim( eurax) hanya efetif pada 50-60% pasien.
Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan dbersihkan setelah 24 jam pemakaian
terakhir.
5.
Krim permetrin 5%
merupakan obat yang paling efektif dan aman arena sangat mematikan untuk
parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia.
6.
Pemberian antibitika
dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya bernanah di area yang
terkena (sela-sela jari, alat kelamin) akibat garukan.
0 komentar:
Posting Komentar